Senin, 22 September 2014

Contoh paragraf atau prosa tentang siswa


TUGAS
BAHASA INDONESIA




NAMA        : LAILATUL  AYUNI
KELAS        : XI – MIA 4
NO. ABSEN      : 19


CONTOH PROSA TENTANG SISWA

·       PARAGRAF DESKRIPSI
Siswa adalah seorang pelajar yang terdiri dari dua jenis yaitu siswa laki – laki dan siswa perempuan. Di dalam sekolah ada juga siswa normal dan siswa insklusif. Siswa ada yang mempunyai karakter aktif dan pasif. Sifat – sifat siswa sangatlah bermacam – macam, seperti siswa yang suka bolos sekolah, siswa yang sering terlambat masuk sekolah, siswa yang sering jail terhadap temannya, siswa pemalas, siswa yang selalu mendapatkan hukuman, siswa yang disiplin dan tanggung jawab, siswa yang patuh terhadap tata tertib, siswa yang sopan santun kepada gurunya. Sifat aktif siswa dalam mengikuti pelajaran dapat menjadikan siswa pandai, pintar, rajin, cerdas. Siswa yang mempunyai sifat aktif akan menjadi siswa teladan yang unggul dan berprestasi yang akan menjadi kebanggan sekolah. Siswa pasti akan mengalami naik kelas dan lulus sekolah, tetapi ada juga siwa yang tidak naik kelas dan tidak lulus sekolah. Siswa pergi ke sekolah ada yang menggunakan sepeda montor matic, sepeda montor porsneling. Ada juga siswa yang antar jemput dengan bonman atau antar jemput orang tuanya, dan masih ada juga siswa yang menggunakan sepeda, naik bemo, naik becak ataupun jalan kaki. Ketika para penjual di kantin sudah mempersiapkan makanan, aroma makanan itu menyebar dan menggoda para siswa untuk datang ke kantin. Pada saat bel istirahat berbunyi, kebanyakan siswa langsung bergegas pergi ke kantin untuk membeli makanan, tetapi ada siswa yang membawa bekal dari rumah. Terkadang siswa – siswa itu langsung makan dikantin dan jika kantin terlihat sangat ramai sebagian siswa lainnya ada yang makan di kelas. Ketika siswa pulang sekolah ada juga siswa yang menggunakan jaket atau sweater, ada yang pulang menggunakan topi, dan ada juga yang hanya menggunakan seragam dan atribut sekolah kecuali topi.


·       PARAGRAF ARGUMENTASI

Siswa – siswa yang berada SMA Negeri 8 masih saja banyak siswa – siswa nakal yang sering mendapatkan hukuman karena melanggar peraturan sekolah, seperti masih adanya siswa yang terlambat masuk sekolah. Sekolah mengharuskan memakai atribut lengkap, tetapi masih banyak siswa yang tidak menggunakan dasi, tidak menggunakan sabuk dan ketika upacara tidak memakai topi. Ketika sekolah membuat peraturan rambut siswa laki – laki harus rapi tetapi masih ada juga siswa laki –laki yang berambut gondrong, rambut memakai poni, rambut jabrik. Peraturan memakai bedge hijau untuk kelas 10, bedge kuning untuk kelas 11 dan bedge merah untuk kelas 12 masih saja ada siswa yang tidak menggunakannya atau menggunakan tidak sesuai jenjang kelasnya. SMA Negeri 8 sudah memang sudah berupaya mebuat siswa nya menjadi siswa yang disiplin, tanggung jawab dan patuh terhadap tata tertib sekolah, tetapi banyak siswa yang cuek dengan tata tertib tersebut, untungnya sebagian siswa lainnya peduli dan patuh terhadap tata tertib sekolah. Seharusnya hukuman yang diterapkan di SMA Negeri 8 harus lebih ditegaskan dan diperberat agar siswa lebih takut untuk melanggar hukuman.


·       PARAGRAF EKSPOSISI

Pada hari kamis di kelas XI MIA 4 SMA Negeri 8 guru seni budaya memberi siswa tugas untuk membuat gambar karikatur. Tahap pertama, siswa diperintahkan untuk menyiapkan lembaran kertas buku gambar A4 dan Alat tulis seperti pensil, penggaris, dan penghapus. Tahap kedua siswa diperintahkan untuk menggambar sketsa awal bentuk wajah dengan ukuran yang agak besar, siswa bisa memilih untuk menggambar wajah berbentuk oval atau berbentuk bulat. Lalu siswa bisa membuat gambar mata, hidung dan mulut. tahap ketiga, siswa diperintahkan untuk menggambar badan dan juga menggambar pakaiannya dalam ukuran yang lebih kecil dari ukuran sketsa kepala, siswa bisa meggambar badan yang tinggi ataupun pendek, siswa juga bisa menggambar baju dengan gaya siswa yang modis, siswa gaul, atau siswa culun, itu tergantung kreatifitas, kepandaian dan kecerdasan siswa. Tahap ke empat, siswa harus menggambarkan rambut di kepala sketsa gambar itu, siswa bisa memilih menggambar dengan karikatur berambut jabrik. Berambut mohawk, berambut panjang, berambut pendek, berambut ikal, berambut keriting, berambut lurus atau tidak berambut ( gundul ). Tahap terakhir siswa bisa membuat gambar pemandangan di bagian kertas yang kosong.

·       PARAGRAF PERSUASIF
Prestasi siswa dalam belajar di SMA Negeri 8 memang sangatlah rendah, maka dari itu siswa – siswa pemalas dan siswa yang suka bolos sekolah harus di didik agar semangat bersekolah dengan cara mengadakan kegiatan lomba – lomba yang menarik minat siswa untuk bersekolah yang akan dilaksanakan setiap tanggal – tanggal tertentu. Sekolah juga bisa memberikan fasilitas – fasilitas sekolah yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Ketika istirahat siswa juga bisa meenggunakan LCD untuk menonton film bersama ataupun bisa menggunakan sound untuk mendengarkan musik, itu dapat membangun semangat siswa agar selalu giat sekolah. Mungkin siswa juga selalu keberatan dengan tugas – tugas sekolah, siswa bisa mengerjakan tugas – tugas itu bersamaan secara berkelompok. Mari kita hidupkan semangat siswa dengan mengembangkan bakatnya lewat adanya eksul disekolah, ada juga ekskul pengembangan bakat – bakat dibidang seni seperti ekskul tari, ekskul paduan suara, ekskul band, ekskul cheerleaders, ekskul jurnalistik, ekskul teater, ekskul tata boga, ekskul paskibra, ekskul eco school, ekskul pencak silat dan bakat di bidang olahraga seperti ekskul futsal, ekskul basket, ekskul volly.  Dengan cara mengkuti kegiatan ekskul, siswa akan mendapatkan refreshing setelah lamanya menimba ilmu. Semua ilmu - ilmu yang diberikan kepada siswa yang masih fresh akan lebih mudah didapat daripada ilmu yang diberikan kepada siswa yang terkekang disekolah, semua yang dilakukan hanya untuk memberikan bekal untuk masa depan siswa.

·       PARAGRAF NARASI

Suatu hari di pagi yang cerah ada seorang siswa SMAN 8 yang bernama Nelitta. Dia berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor matic bersama dengan temannya Amel. Ketika sampai di sekolah para siswa itu terburu – buru masuk sekolah, karena semua siswa diminta untuk berkumpul di lapangan untuk mengikuti kegiatan upacara. Siswa juga diminta untuk menggunakan topinya, tetapi ada beberapa siswa termasuk juga Nelitta lupa tidak membawa topi, tetapi untungnya Nelitta bertemu dengan temannya Melisa yang membawa 2 topi, akhirnya Nelitta dipinjami Melisa topi miliknya. Ketika upacara akan dimulai siswa yang tidak menggunakan atribut lengkap diminta untuk maju kedepan untuk mendapatkan hukuman. Dari beberapa siswa yang dihukum, kebanyakan alasan mereka dihukum karena tidak memakai topi dan tidak memakai sabuk. Ketika upacara telah lama berlangsung, tiba – tiba ada seorang siswa yang jatuh pingsan. Akhirnya siswa itu diurus oleh siswa ekskul PMR bertugas untuk membawa siswa itu ke UKS.   

makalah tentang batik


MAKALAH TENTANG

BATIK



 


 







NAMA                    :      1. BALQIST SARAHILA BAJREY ( 09 )
                                  2. LAILATUL AYUNI                ( 19 )

KELAS                   :      XI – MIA 4



DAFTAR ISI



Kata Pengantar ........................................................................................................        i
BAB I  PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .......................................................................................        1
I.2 Rumusan Masalah  .................................................................................        1
I.3 Tujuan ......................................................................................................        1
BAB II   ISI  DAN PEMBAHASAN
II.1 Sejarah Batik Indonesia  ...................................................................       2
Jaman Majapahit..............................................................................       2

II.2  Perkembangan Batik Di Indonesia  .................................................      3       
A.    Batik Solo dan Yogyakarta............................................................       3
B.     Perkembangan Batik Di Kota-Kota Lain......................................      4
C.     Pembatikan Di Jakarta...................................................................      5
D.    Pembatikan Di Luar Jawa...............................................................      5
II.3  Tentang Batik........................................................................................      6
II.4  Cara Membuat Batik.............................................................................     7
A.   Perlengkapan Membatik...............................................................     7
B.    Proses Pembuatan Batik..............................................................      8
II.5  Jenis-jenis Batik...................................................................................     9
II.6  Perbedaan Batik Tulis Dan Batik Cap...............................................     13
A.    Batik Tulis..........................................................................................      13
B.     Batik Cap............................................................................................      14
BAB III  PENUTUP
III.1 Kesimpulan .........................................................................................         15
III.2 Saran ..................................................................................................        15
Daftar Pustaka ........................................................................................................        ii



Kata Pengantar


Puji dan syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha kuasa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul “Batik”.  Kami juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehtan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat mengumpulkn bahan - bahan materi makalah ini dari internet. kamitelah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang batik.
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh darisempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yangmembangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baiklagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para pembaca.
Demikianlah makalah ini kami buat, ada kesalahan dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami mengucapkan terima kasih



















                                                                                  i
BAB I

PENDAHULUAN


I.1   Latar Belakang Masalah
Batik merupakan salah kekayaan seni warisan budaya masa lampau, yang telah menjadikan Negara Indonesia memiliki cirri yang khas di mancanegara. Perkembangan batik yang sudah menempuh perjalanan berabad-abad silam, telah melahirkan berbagai jenis dan corak batik yang khas disetiap daerahnya.
Kepopuleran batik Indonesia dikancah dunia. Untik itu bagai warga Negara Indonesia kita harus bangga dan ikut mempertahankan warisan budaya ini agar tidak punah dengan bergantinnya zaman. Dengan adanya karya tulis ini diharapkan dapat menambah pengetahuan teman-teman mengenai warisan budaya Indonesia khususnya batik.

I.2  Rumusan Masalah
Salah satu kebudayaan yang harus dilestarikan di Indonesia adalah batik. Sejak Malaysia pernah mengklaim bahwa batik berasal dari Malaysia, barulah bangsa Indonesia tersadar dari mimpinya bahwa batik harus segera dilestarikan kembali keberadaannya. Dan sejak saat itu banyak motif batik bermunculan kembali bahkan sudah menjadi tren kalau batik merupakan pakaian khas bangsa Indonesia. Bahkan oleh UNESCO telah ditetapkan bahwa batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2 Oktober 2009.
Apa itu batik, mengapa batik harus dilestarikan dan bagaimana batik bisa menjadi suatu kebudayaan yang ada di Indonesia akan dibahas satu persatu dalam makalah ini.

I.3  Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang kebudayaan batik, terutama tentang motif, corak, teknik, cara pembuatan maupun alat dan bahan pembuatan batik tradisional Indonesia sehingga batik indonesia tetap lestari di lingkungan masyarakat.
                                                                                                            1


BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN


II.1  Sejarah Batik Indonesia

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.

Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.


Jaman Majapahit

Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majapahit di telusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojokerto adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit.

                                                                                                            2
Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya dipasar Porong Sidoarjo, Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual.
Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan batik-batik keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Yang dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu tempat pembatikan didesa Majan dan Simo.

Perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipenagruhi corak batik Solo dan Yogyakarta. Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna babarannya merah menyala (dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom. Hanya sekarang masih terdapat beberapa keluarga pembatikan dari Sala yang menetap didaerah Sembung. Selain dari tempat-tempat tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada beberapa di Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya batik tulis.


II. 2  Perkembangan Batik Di Indonesia


A.     Batik Solo dan Yogyakarta

Dari kerajaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta sekitarnya abad 17,18 dan 19, batik kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Awalnya batik hanya sekadar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun perkembangan selanjutnya, pleh masyarakat batik dikembangkan menjadi komoditi perdagamgan.
Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”. Sedangkan Asal-usul pembatikan didaerah Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan Mataram ke-I dengan rajanya Panembahan Senopati.



                                                                                                                   3
         Di daerah-daerah baru itu para keluarga dan pengikut pangeran Diponegoro mengembangkan batik ke Timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulung Agung. Selain itu juga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkem-bang di Banyumas, Pekalongan, Tegal, Cirebon.


B.     Perkembangan Batik Di Kota-Kota Lain

Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegero setelah selesa-inya peperangan tahun 1830. Pengikutnya yang terkenal waktu itu ialah Najendra dan dialah mengembangkan batik celup di Sokaraja. Bahan mori yang dipakai hasil tenunan sendiri dan obat pewama dipakai pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang memberi warna merah kesemuan kuning.
Setelah perang dunia kesatu pembatikan mulai pula dikerjakan oleh Cina disamping mereka dagang bahan batik sama halnya dengan pembatikan di Pekalongan. Para pengikut Pangeran Diponegoro yang menetap di daerah ini kemudian mengembangkan usaha batik di sekitara daerah pantai ini, yaitu selain di daerah Pekalongan sendiri, batik tumbuh pesat di Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.
Meluasnya pembatikan keluar dari kraton setelah berakhirnya perang Diponegoro dan banyaknya keluarga kraton yang pindah kedaerah-daerah luar Yogya dan Solo karena tidak mau kejasama dengan pemerintah kolonial. Keluarga kraton itu membawa pengikut-pengikutnya kedaerah baru itu dan ditempat itu kerajinan batik terus dilanjutkan dan kemudian menjadi pekerjaan untuk pencaharian.

Pemakaian batik cap dari tembaga dikenal sekitar tahun 1930 yang dibawa oleh Purnomo dari Yogyakarta. Pembatikan dikenal di Ciamis sekitar abad ke-XIX Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil tenunan sendiri dan bahan catnya dibuat dari pohon seperti: mengkudu, pohon tom, dan sebagainya. Motif batik hasil Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah dan pengaruh daerah sendiri terutama motif dan warna Garutan. Ciri khas batik Cirebonan sebagaian besar bermotifkan gambar yang lambang hutan dan margasatwa. Sedangkan adanya motif laut karena dipengaruhioleh alam pemikiran Cina, dimana kesultanan Cirebon dahulu pernah menyunting putri Cina. Sementra batik Cirebonan yang bergambar garuda karena dipengaruhi oleh motif batik Yogya dan Solo.
                                                                                                            4

C.     Pembatikan di Jakarta
Pembatikan di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah pembatikan lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-XIX. Pembatikan ini dibawa oleh pendatang-pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan didaerah-daerah pembatikan. Daerah pembatikan yang dikenal di Jakarta tersebar didekat Tanah Abang
Batik-batik produksi daerah Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung, Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah Abang dan dari sini baru dikirim kedaerah-daerah diluar Jawa. Pedagang-pedagang batik yang banyak ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit dan kecil. Oleh karena pusat pemasaran batik sebagian besar di Jakarta khususnya Tanah Abang, dan juga bahan-bahan baku batik diperdagangkan ditempat yang sama, maka timbul pemikiran dari pedagang-pedagang batik itu untuk membuka perusahaan batik di Jakarta dan tempatnya ialah berdekatan dengan Tanah Abang.
Bahan-bahan baku batik yang dipergunakan ialah hasil tenunan sendiri dan obat-obatnya hasil ramuan sendiri dari bahan-bahan kayu mengkudu, pace, kunyit dan sebagainya. Batik Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya warnanya sama dengan batik Banyumas. Sebelum perang dunia kesatu bahan-bahan baku cambric sudah dikenal dan pemasaran hasil produksinya di Pasar Tanah Abang dan daerah sekitar Jakarta.


D.     Pembatikan di Luar Jawa

Batik kemudian berkembang di seluruh penjuru kota-kota besar di Indonesia yang ada di luar Jawa, daerah Sumatera Barat misalnya, khususnya daerah Padang, adalah daerah yang jauh dari pusat pembatikan dikota-kota Jawa, tetapi pembatikan bisa berkembang didaerah ini.
Sumatera Barat termasuk daerah konsumen batik sejak zaman sebelum perang dunia kesatu, terutama batik-batik produksi Pekalongan (saaingnya) dan Solo serta Yogya. Di Sumatera Barat yang berkembang terlebih dahulu adalah industri tenun tangan yang terkenal “tenun Silungkang” dan “tenun plekat”, dari batik-batik yang dibuat di Jawa, maka ditirulah pembuatan pola-polanya dan ditrapkan pada kayu sebagai alat cap. Banyak pedagang-pedagang batik membuka perusahaan-perusahaan batik dengan bahannya didapat dari Singapore melalui pelabuhan Padang dan Pakanbaru.
                                                                                                            5

Warna dari batik Padang kebanyakan hitam, kuning dan merah ungu serta polanya Banyumasan, Indramajunan, Solo dan Yogya. Sekarang batik produksi Padang lebih maju lagi tetapi tetap masih jauh dari produksi-produksi dipulau Jawa ini. Alat untuk cap sekarang telah dibuat dari tembaga dan produksinya kebanyakan sarung.


II.3 Tentang Batik

Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa“amba” yang berarti menulis dan “nitik”. Kata batik sendiri meruju pada teknik pembuatan corak – menggunakan canting atau cap – dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak “malam” (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Jadi kain batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan perintang warna.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia(khususnya Jawa) sejak lama. Kesenian batik merupakan kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu.
 Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah.


                                                                                                            6

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keratonYogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB. UNESCO menunjuk batik Indonesia sebagai mahakarya warisan budaya manusia pada 2 Oktober 2009.


CARA MEMBUAT BATIK
A.  Perlengkapan Membatik

1.    Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik.

2.     Bandul
Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah tergesar tertiup angin, atau tarikan si pembantik secara tidak sengaja.

3.    Wajan
Wajan ialah perkakas untuk mencairkan “malam”. Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat.

4.    Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah kompor dengan bahan bakar minyak.

5.    Taplak
Taplak ialah kain untuk menutup paha si pembantik supaya tidak kena tetesan “malam” panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik.

                                                                                                7


6.    Saringan “malam”
Saringan ialah alat untuk menyaring “malam” panas yang banyak kotorannya.
7.    Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan lilin.

8.    Mori
Mori adalah bahan baku batik dari katun. Kwalitet mori bermacam-macam, dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. 

9.    Lilin (“Malam”)
Lilin atau “malam” ialah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Malam untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan.

10. Pola
Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh motif batik yang akan dibuat.


B.  Proses Pembuatan Batik
§  Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil
§  Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan
§  Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
§  Mulailah  dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar biar tidak terlalu panas.
§  Setelah semua motif yang tidak ingin diwarna dgn warna tertentu tertutup malam. Proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak
8


  • tertutup oleh lilin dilakukan dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu. Kain dicelup dengan warna yang dimulai dengan warna-warna muda, dilanjutkan dengan warna lebih tua atau gelap nantinya.

§  Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
§  Setelah itu adalah proses nglorot, dimana kain yg telah berubah warna tadi direbus dgn air panas. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan lapisan lilin sehingga motif yg telah digambar menjadi terlihat jelas.
§  Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting) untuk menahan warna berikutnya .
§  Dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua ,pemberian malam lagi.
§  Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke campuran air dans oda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan.
§  Proses terakhir adalah mencuci /direndam air dingin dan dijemur sebelum dapat digunakan dan dipakai.

II.5 Jenis-Jenis Batik
A. Batik Pecinan / Cina
Keturunan dari para perantau Cina di Indonesia biasanya memproduksi Batik untuk komunitas sendiri atau juga diperdagangkan. Batik produksi mereka yang disebut Batik Pecinan. Motif yang digunakan banyak memasukkan unsur budaya Cina seperti motif burung Hong atau merak, dan Naga. Pada jaman dahulu Batik Pecinan yang berbentuk sarung. Di Pekalongan yang terkenal memproduksi Batik Pecinan salah satunya ialah Tan Tjie Hou.
B. Batik Belanda
Warga keturunan Belanda banyak juga yang memproduksi batik. Batik yang warga keturunan Belanda ini mempunyai ciri khas tersendiri. Motif yang digunakan kebanyakan bunga-bunga yang banyak terdapat di Eropa seperti Tulip dan motif tokoh-tokoh cerita dongeng terkenal di sana. Tokoh yang terkenal membuat Batik Belanda di Pekalongan yaitu Van Zuylen dan J.Jans.
                                                                                                          9

C. Batik Rifa’iyah
Batik jenis ini mendapat pengaruh Islam yang kuat. Dalam budaya Islam motif – motif yang berhubungan dengan benda bernyawa tidak boleh digambarkan sama persis sesuai aslinya. Batik rifa’iyah terutama yang mengenai motif hewan terlihat kepalanya terpotong. Biasanya warga keturunan Arab memproduksi batik jenis ini.
D. Batik Pengaruh Kraton
Motif gaya kraton yang biasanya di pakai yaitu semen, cuwiri, parang dll. Walaupun bermotif pengaruh kraton tetapi teknik pembuatan dan pewarnaanya dengan gaya Pekalongan. Sehingga lebih unik dan menarik.
E. Batik Jawa Baru
Dalam Batik Jawa Baru motif dan warna yang ada pada era batik Jawa Hokokay lebih disederhanakan, tetapi masih berciri khas pagi sore tanpa tumpal. Kebanyakan menggunakan motif rangkaian bunga dan lung – lungan. 
F. Batik Jlamprang
Motif – motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik. Batik ini merupakan pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang berbentuk bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat.
G. Batik Terang Bulan
Suatu desain batik dimana ornamennya hanya di bagian bawah saja baik itu berupa ornamen pasung atasnya kosong atau berupa titik – titik . Batik Terang Bulan ini disebut juga Gedong atau Ram – raman.
H. Batik Cap Kombinasi Tulis
Batik kombinasi tulis sebenarnya batik cap di mana proses kedua atau sebelum disoga direntes atau dirining oleh pembatik tulis sehingga batik kelihatan seperti ditulis. Hal ini dilakukan untuk mempercepat produksi batik dan keseragaman.
                                                                                                                   10

I. Batik Tiga Negeri Pekalongan
Seperti halnya batik – batik negara lain dimana dalam satu kain terdapat warna merah biru soga yang semua dibuat di Pekalongan.
J. Sogan Pekalongan
Batik dengan proses dua kali dimana proses pertama latar putih kadang ada coletan, dan untuk proses kedua batik ditanahi penuh atau ornamen plataran berupa titik halus baru setelah itu disoga. Batik Soga terlihat klasik
K. Tribusana
Merupakan batik gaya baru dimana cara pembuatan proses kedua direntas atau riningan dan kebanyakan motif – motif nya lung – lungan lanjuran. Batik Tribusana ini ada yang tahunan dan polos.
L. Batik Pangan / Petani
Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing –masing dan batik ini dikerjakan secara tidak professional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.
M. Coletan
Dimana dalam suatu kain batik pewarnaan di sebagian tempat menggunakan sistem colet dengan kuas dan untuk pencelupan hanya sekali kecuali warna soga, warna –warna lain menggunakan colet.
N. Batik Kemodelan
Adalah batik – batik klasik baik itu dari gaya Yogya maupun Solo, dibuat dengan komposisi baru dengan pewarnaan Pekalongan dan kelihatan modern.
O. Batik Osdekan
Dalam suatu kain batik akan timbul satu warna akan dibatik lagi terus ditimpa dengan warna lagi baik itu berupa warna tua muda atau warna lain, hal ini membuat warna batik lebih hidup dan seperti ada baying –bayang.
                                                                                                                   11

P. Batik Modern
Batik yang dalam prosesnya terutama dalam pewarnaan menggunakan sistem baru yang biasanya dalam pencelupan sekarang menggunakan sistem lain baik tu berupa gradasi, urat kayu maupun rintang broklat. Motif –motif ini adalah motif baru yang berhubungan dengan estetika. Komposisi gaya bebas batik ini popular di era tahun 80 an.
Q. Batik Kontemporer
Suatu batik yang tidak lazim kelihatan batik, tetapi masih menggunakan proses pembuatannya sama seperti membuat batik.
R. Batik Cap.
Batik yang pembuatannya menggunakan alat beebentuk cap atau stamp baik itu proses coletan maupun keliran.





















                                                                                                                   12